Site icon Perpustakaan Digital Bukit Tinggi

7 Kebiasaan Digital Anak Muda yang Tanpa Disadari Merusak Produktivitas Harian

Kebiasaan Digital Anak Muda yang Tanpa Disadari Merusak – Anak muda menjadi kelompok yang paling aktif dan akrab dengan teknologi, karena mereka sering menggunakan berbagai platform digital untuk belajar, bersosialisasi, dan menghibur diri. Mulai dari sekolah, bekerja, hiburan, hingga interaksi sosial — hampir semuanya kini dilakukan secara daring atau online melalui perangkat digital seperti smrtphone, laptop, dan tablet. Tidak bisa di pungkiri bahwa teknologi mambawa banyak manfaat. Namun di sisi lain, kebiasaan digital tertentu yang tampak sepele bisa diam-diam merusak produktivitas harian. Berikut ini adalah tujuh kebiasaan digital anak muda yang tanpa di sadari bisa membuat produktivitas menurun drastis.

 1. Scrolling Sosial Media Berlebihan

Salah satu kebiasaan paling umum yang menguras waktu adalah scrolling tanpa tujuan di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter). Sekilas hanya ingin melihat update atau hiburan sebentar, tapi tiba-tiba sudah menghabiskan waktu berjam-jam.

Menurut riset, penggunaan media sosial lebih dari 2 jam per hari bisa menurunkan konsentrasi, menyebabkan kelebihan digital, dan memicu perasaan tidak puas diri. Untuk menjaga produktivitas, sebaiknya batasi waktu menggunakan media sosial dan atur jadwal khusus untuk memubuka apllikasi tersebut.

 2. Multitasking Berlebihan

Anak muda sering bangga dengan kemampuan multitasking –  mendengarkan musik sambil mengerjakan tugas, membuka banyak tab sekaligus, atau membalas chat sambil meeting online. Padahal, otak manusia tidak dirancang untuk melakukan banyak tugas berat dalam satu waktu.

Multitasking digital justru membuat fokus terpecah, kualitas kerja menurun, dan waktu pengerjaan menjadi lebih lama. Lebih baik fokus menyelesaikan satu hal dulu sebelum berpindah ke aktivitas lainnya agar hasilnya maksimal.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital, Ini Kata Psikolog

 3. Terlalu Sering Mengecek Notifikasi

Bunyi notifikasi dari WhatsApp, email, atau media sosial sering kali memicu rasa ingin tahu yang berlebihan. Meskipun tampaknya tidak mengganggu, kebiasaan mengecek notifikasi setiap beberapa menit bisa merusak alur fokus dan menyebabkan otak lelah karena harus berpindah perhatian terus-menerus.

 4. Menggunakan Gadged Sebelum Tidur

Banyak anak muda yang memiliki kebiasaan menggunakan ponsel sebelum tidur, entah untuk menonton vidio, bermain game, atau membuka media sosial. Padahal, cahaya biru dari layar gadged bisa mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur siklus tidur.

Akibatnya, tidur jadi kurang nyenyak atau terlambat tidur, yang berdampak pada rasa lelah keesokan harinya. Jika ini menjadi rutinitas, maka produktivitas bisa turun drastis. Cobalah untuk berhenti menggunakan gadged setidaknya 30-60 menit sebelum tidur.

 5. Kecanduan Game Online

Bermain game memang menyenangkan dan bisa menjadi hiburan yang positif. Namun, jika waktu bermain tidak dikendalikan, game online bisa berubah menjadi candu. Banyak anak muda yang mengabaikan tugas penting karena lebih memilih bermain game hingga larut malam.

 6. Tidak Mengatur Jadwal Digital Detox

Digital detox adalah upaya untuk beristirahat dari semua perangkat digital dalam waktu tertentu. Sayangnya, banyak anak muda yang tidak pernah  meluangkan waktu untuk “putus koneksi” sejenak. Akibatnya, otak terus bekerja tanpa henti, dan tubuh tidak punya waktu untuk benar-benar beristirahat.

7. Mengandalkan Aplikasi Terlalu Banyak untuk Hal Sederhana

Kebiasaan lain yang sering tidak di sadari adalah ketergantungan pada palikasi untuk segala hal – dari menghitung kalori, mengatur jadwal, hingga mencari ide. Meski memudahkan, ini bisa membuat kemampuan otak malas bekerja.

Terkadang, ada baiknya kita mencoba melakukan sesuatu secara manual atu tanpa bantuan aplikasi. Misalnya, menulis to-do list dengan tangan atau menghitung secara mental. Ini bisa melatih otak tetap aktif dan memperkuat daya ingat.

Exit mobile version